NFT
NFT?
Foto: Twitter
@thezakhary
Indonesia dibuat
cengang dengan NFT Ghozali Ghozalu. Akhirnya NFT hampir masuk ke ranah
mainstream gara-gara pria asal Indonesia bernama Ghozali yang berhasil menjual
selfie dirinya sampai total transaksinya belasan miliar. Artis-artis papan atas
seperti Chef Arnold, Reza Arap, mereka juga membeli NFT ini, bahkan ada yang
beli seharga 95 juta rupiah.
Dengan fenomena
ini jadi banyak netizen yang bertanya, ‘Gimana caranya ini terjadi? Kenapa
orang mau beli suatu gambar dengan harga mahal?’ ‘NFT itu apa? Trus gimana
caranya agar cepat kaya lewat NFT? Gimana caranya gua jualan gambar juga di NFT
sampe ada orang yang beli selfie gua seharga puluhan juta?’
Psikologi
Manusia
Pertama, jika
dilihat dari psikologi manusia. Kenapa barang ini – foto foto ini – bisa terjual
dengan harga sangat mahal, itu balik lagi karena kita manusia. Sebagai manusia
rata-rata kita pengen meninggikan social status kita.
Dari dulu cara
terbaik untuk meninggikan social status adalah dengan barang-barang mewah,
kasih liat kita punya sesuatu yang orang lain gak punya. Dan yang gak pernah
mati dari dulu adalah mobil keren, rumah keren, gadget mahal. Kenapa orang beli
iPhone padahal mereka gak punya duitnya? Ya karena untuk kebutuhan pamer ke
temen” nya.
Nah di sini yang
membuatnya berbeda adalah kita masuk ke era digital. Gak perlu jauh-jauh
ngomongin NFT yang terjual berapa puluh juta dulu, coba liat ke orang-orang
terdekat/temen kalian, berapa banyak yang beli skin mobile legends sampai
jutaan rupiah? Kalau di US, banyak yang beli puluhan sampai ratusan juta skin
untuk game fortnite. Berapa banyak dari kalian yang akhirnya membeli aset-aset
digital ini, yang sebenarnya gak ada fungsinya selain untuk pamer ke orang
lain? Dan itu sebenarnya fundamental dari kenapa NFT ini bisa terjual dengan
harga yang amat sangat mahal.
Dan akhirnya NFT
ini bikin supply-demand gap ini semakin jauh. Karena NFT itu bikin 1 produk
digital nya cuma untuk 1 pemilik. Semakin banyak orang yang pengen produk ini,
semakin banyak di-hype, maka harganya semakin naik. Karena semua orang pengen
beli, seperti itulah konsep supply and demand.
Kenapa NFT
bisa mahal
Sekarang, mari
kita lihat gambaran besarnya, kebanyakan orang Indonesia baru keekspos tentang
NFT gara-gara Ghozali ini. Tapi jika kalian lihat di US, Beeple Everyday. NFT
ini terjual dengan harga hampit 1T rupiah. NFT seperti CryptoPunks, Bored Ape
Yacht Club itu terjual harganya tinggi karena demand-nya tinggi banget, dan
supply-nya gak banyak.
Di OpenSea, yaitu
marketplace NFT, baru ada 1 juta user tapi transaksinya udah lebih dari 2
billion dollar dalam 1 bulan terakhir. Belum lagi blockchain, crypto, dan
metaverse.
Layaknya seperti
seni, semakin hype, maka akan semakin mahal. ‘Tapi kenapa nggak gua copy paste
aja gambarnya, kalo begitu kan gua jadi punya?’
N-F-T
Nah, kita bakal
bahas dulu apa kepanjangan dari N-F-T. yaitu singkatan dari Non Fungible Token.
Apa sih artinya Fungible? Fungible itu bisa diganti katanya dengan
‘replaceable’. Artinya bisa diganti, bisa ditukar.
Non Fungible
vs Fungible
Seandainya saya
punya baju, dan akhirnya bajunya rusak, saya bisa ke toko yang sama, terus saya
beli baju yang sama, terus gua punya baju yang sama. Akhirnya harga baju ini
gak bakal naik atau turun selain harga toko yang jual. Tapi kalo misalnya brand
fashion ini mengeluarkan produk limited edition, collab dengan seniman, cuma
ada satu di dunia dan ada pembedanya. Itu menjadi non fungible dan tidak bisa
di replace.
Layaknya lukisan
Monalisa. Seandainya ada yang bikin KW-nya, dilukis semirip nya, tetap orang
tahu yang asli yang mana. Akhirnya yang asli yang punya harga paling mahal,
karena dia non fungible, tidak bisa ditukarkan atau di-replace.
Akhirnya konsep
ini yang membuat NFT berbasis teknologi bisa membuat aset-aset digital ini
terverifikasi siapa yang punya. Dulu tidak bisa. Misalnya Budi punya sebuah
gambar digital, dibuat susah-susah 10 jam, di upload. Orang lain copy-paste dan
orang itu bisa claim bahwa gambar itu punya dia. Tapi, NFT bisa nge-verifikasi
kalau Budi yang punya asset ini. Walaupun di copy-paste oleh orang lain,
sertifikasinya tetap Budi yang punya.
‘Tapi
bagaimana caranya? Apakah ada satu badan yang ngasih tau ini punya si ini, ini
punya si itu?’ Tidak.
Token &
Blockchain
Nah, huruf T dari
NFT, yaitu Token. Sama seperti blockchain. NFT sekarang lagi ramai, dulu di
tahun 2016-2017 blockchain juga sempat ramai. Semua orang mengatakan bahwa
blockchain adalah masa depan dari semua teknologi. Kenapa? Karena konsepnya
satu, Decentralized.
Centralized
vs Decentralized
Konsep dari
blockchain adalah public ledger. Intinya semua yang beredar di dunia itu
kebanyakan centralized. Atau ada satu badan yang mengatur semua pergerakan,
gerak-geriknya, transfer-transfernya, informasinya. Seperti Instagram.
Instagram tuh centralized. Semua foto kita, ada di Instagram. Bank juga, Kita
transfer uang dan lain-lain, itu diatur oleh bank. Satu central bank.
Yang akhirnya itu
nge-limit kebebasan orang dalam teknologi. Dan blockchain diciptakan untuk
menyelesaikan itu. Jadi semua boleh punya sesuatu, bisa transfer ke orang lain
tanpa ada yang harus mengawasi. Benar, ada plus minus-nya. Makanya banyak
crypto currency atau blockchain dipake untuk perdagangan gelap.
Kegunaan
Nyata: Utilities
Nah, sebenarnya
tidak adil jika hanya membahas NFT dari segi ‘Gua punya ini’. Nyatanya karena
ini teknologi, beberapa dari NFT ini punya yang namanya smart contract. Yang
artinya, anda bisa menempelkan sesuatu di asset digital untuk mendapatkan
kegunaannya di dunia nyata.
Kebanyakan NFT
yang sukses, menurut saya adalah NFT yang mempunyai utility atau kegunaan yang
kuat. Jika ditanya, “trus ngapain kalo gua punya itu?”. Pertama, kalo memang
untuk seni, ya ngapain orang punya Monalisa? Ya untuk pamer. Jadi jika anda
membeli selfie Ghozali, kalo misalnya hype-nya udah turun, ga ada supply
demand-nya, anda gak akan bisa menjualnya. Emang siapa yang mau membeli jika
tidak ada hype nya?
Jika dibahas dari
segi kegunaan, ada beberapa NFT kelas atas, seperti Bored Ape Yacht Club. Jika
anda memiliki gambar-gambar ini, anda bisa akses ke komunitas yang ekslusif dan
orang-orang papan atas saja yang punya.
Contohnya Gary Vee,
dia punya NFT yang bernama VeeFriends. Jika anda punya VeeFriends ini, anda
akan mendapat akses ke Vee conference selama tiga tahun kedepan. Dan tiket ke
Vee conference ini mahal.
Dan ada beberapa
NFT juga yang kegunaannya dipakai untuk game, salah satu nya adalah Axie
Infinity.
Itulah mengapa NFT
berharga mahal dan akhirnya harganya bakal stay dalam jangka panjang.
Wahh
BalasHapusgajelas
BalasHapussangat bermanfaat makasihh
BalasHapus